EXECUTIVES BRIEFING on Creating 5S Culture

to get the same perception and commitment from top management and all levels of leadership to support the successful of 5S company-wide

Improving Productivity and Raising Work Efficiency through KAIZEN 5S

to get a provision to begin the 5S implementation likewise to improve the quality of the 5S application currently being implemented

Organizing 5S in the OFFICE, how to make it 'Faster – Better – Easier – Cost-Effective'

to improve the quality of service and to eliminate the non value-added activities in the office

5S in LABORATORY: for better Service Quality

to improve quality through greater visibility of mistakes and increased productivity

5S for Maintenance WORKSHOP and STORE: advance towards Maintenance Excellence

to eliminate sources of contamination and freeing up time for pro-active maintenance

5S at your WAREHOUSE: Improvements to Boost Efficiency

to satisfy the customers' needs and requirements while utilizing space, equipment, and manpower effectively

5S Internal AUDIT : Raising the Quality of Implementation

to conduct a systematic audit and to prepare for the implementation of company-wide 5S audit program

5S DIAGNOSIS : A Picture of Our Workplace at Current State

to collect data and actual facts in the shopfloor to facilitate management in setting priorities for improvement

ADVANCED 5S : Take 5S To The Next Level

to introduce several techniques from other disciplines to make work easier, faster, safer and more efficient

Showing posts with label Tale Story. Show all posts
Showing posts with label Tale Story. Show all posts

Kisah Nasruddin Hodja

Nasruddin Hodja, seorang sufi yang hidup di kawasan sekitar Turki pada abad-abad kekhalifahan Islam hingga penaklukan Bangsa Mongol. Sewaktu masih sangat muda, Nasruddin selalu membuat ulah yang menarik bagi teman-temannya, sehingga mereka sering lalai akan pelajaran sekolah. Maka gurunya yang bijak bernubuwat: "Kelak, ketika engkau sudah dewasa, engkau akan menjadi orang yang bijak. Tetapi, sebijak apa pun kata-katamu, orang-orang akan menertawaimu."

Pernah mendengar kisah Nasruddin mencari jarum di halaman rumahnya? Berjam-jam dia sibuk mencari jarum yang hilang itu hingga membuat seluruh tetangganya tergerak. Ramai-ramai mereka pun ikut membantu Nasruddin, tapi jarum yang dicari tidak ditemukan. Seperti lenyap ditelan bumi.

Namun, ada seorang yang diam, yang hanya memperhatikan tingkah polah mereka. Orang ini pun kemudian mendekati Nasruddin dan bertanya, “Anda mencari apa?” Jarum yang hilang. “Di mana jarum itu terjatuh?” Nasruddin menjawab, “Di dalam rumah.” Mengapa Anda mencarinya di halaman rumah? “Karena di dalam rumah gelap, sedangkan di halaman ini terang.”

Anda adalah seorang 'Problem Solver', Dimanakah pertemuan diadakan untuk membahas pemecahan masalah yang terjadi?

Anda adalah seorang 'Trainer', Dimanakah pelatihan diselenggarakan?

Anda adalah seorang 'Manager', Dimanakah waktu kerja yang paling banyak digunakan? Setiap hari saat Anda baru datang ke tempat kerja, dimanakah tempat yang pertama kali Anda kunjungi? Kapankah terakhir kali Anda ke GEMBA?

Nasruddin Hodja Kehilangan Koin Emas

Pada suatu malam ketika musim panas di taman di depan kedai kopi yang diterangi oleh beberapa lampu gas yang menerangi meja kayu. Orang-orang Turki sedang bermain tavla. Nasruddin Hodja sedang mengalami masalah. Ia mencari sesuatu di samping meja para pemain tavla.

"Apa yang Anda cari, Nasruddin?" tanya mereka.
"Saya kehilangan koin emas." jawab Nasruddin.
"Nasruddin, apakah Anda kehilangan koin Anda disini?"
"Tidak, aku kehilangannya di gang belakang sana."
"Lalu mengapa Anda mencarinya di sini? Anda harus mencari gang dimana Anda kehilangan!"
"Tapi disana gelap dan saya tidak bisa melihat apa-apa. Disini nyaman dan terang, sehingga saya mencarinya disini, dimana saya bisa melihatnya lebih baik."

Cakrawijaya 5R - January 01, 2009

Kisah Tiga Biksu


Seorang Biksu muda yang hidup sederhana dalam suatu kuil di atas bukit. Tugasnya sehari-hari adalah memanggul dua buah ember berisi air ke atas bukit. Ia mencoba untuk berbagi pekerjaan dengan Biksu yang lain, dengan membawa sebatang kayu yang panjangnya hanya cukup untuk membawa sebuah ember. Kedatangan seorang Biksu ketiga justru membuat keadaannya menjadi setiap orang mengharapkan orang lain akan melakukan pekerjaan sehari-harinya. Akibatnya, tak seorangpun mau mengambil air meskipun semua orang kehausan.

Pada malam harinya, seekor tikus yang mencuri dengan memakan batang lilin yang sedang menyala, kemudian menjatuhkan lilin tersebut yang mengakibatkan kuil terbakar. Semua Biksu-biksu itu akhirnya bersatu dan bersama-sama berusaha untuk memadamkan api. Sejak saat itu mereka memahami kata pepatah tua "bersatu adalah kekuatan" dan mulai untuk hidup dalam kehidupan yang harmonis. Kuil tidak pernah kekurangan air lagi.

Film "Three Monks" ini didasari oleh pepatah Cina di masa lampau "Seorang Biksu akan memanggul dua buah ember beirisi air, dua Biksu akan berbagi beban dengan hanya membawa sebuah ember berisi air, tetapi menambahkan orang ketiga justru menjadi tak seorangpun yang ingin mengambil air."

"Kisah tiga Biksu"

Cakrawijaya 5R - January 01, 2009

Kisah Saudagar Arab dengan Seekor Unta


Pada suatu hari saudagar minyak di Arab menunggang unta melintasi padang pasir. Ketika hari menjelang malam saat itu suhu menjadi sedikit lebih dingin. Saudagar mendirikan tenda dan diikatnya unta tersebut di sebuah tiang dimana tiang tersebut digunakan sebagai penyangga tenda. Kemudian sang saudagar tidur di dalam tenda sementara unta berada di luar tenda.

Suhu menjadi semakin dingin, saat itu unta bertanya kepada saudagar apakah ia (unta) bisa meletakkan hidungnya di dalam tenda supaya menjadi hangat. Karena ukuran tenda kecil dan tidak ada ruang untuk mereka berdua, saudagar menyepakati bahwa unta hanya bisa menempatkan hidungnya. Hidung unta menjadi hangat.

Setelah beberapa saat, suhu menjadi semakin dingin. Sang unta bertanya lagi kapada saudagar, jika ia (unta) diperbolehkan menempatkan kaki depannya karena suhu di luar sangat dingin. Saudagar enggan menyetujui bahwa si unta hanya bisa menempatkan kaki depannya ke dalam tenda, "Tidak lebih dari itu!" kata saudagar. Kemudian unta memindahkan kaki depannya sehingga menjadi hangat.

Setelah beberapa saat, unta bertanya lagi kepada saudagar bahwa ia (unta) harus memasukkan kaki belakangnya ke dalam tenda atau ia (unta) tidak akan mampu melakukan perjalanan di pagi hari berikutnya dengan keadaan kaki yang membeku.

Kemudian saudagar menyutujuinya dan ketika si unta memindahkan kaki belakangnya ke dalam tenda, dimana tidak ada lagi ruang di dalam tenda untuk saudagar dan ia tertendang oleh kaki unta sehingga terusir dari dalam tenda!

Apakah Anda sebagai seekor unta atau sebagai saudagar di dalam cerita tersebut di atas?
Apakah hubungannya dengan Improvement di Shopfloor?

Seekor Unta = Improvement dalam Mencapai Tujuan
Sesuatu yang besar tidak akan dapat dicapai sekaligus, selalu dimulai dari yang kecil dilakukan secara gradual terus menerus (KAIZEN).

Saudagar Minyak = Respon Anda terhadap Masalah
Masalah yang besar berawal dari sikap toleransi kita dalam menerima suatu keadaan atau membiarkannya menjadi bagian dari kehidupan kita.

Belajar dari kasus di Shopfloor, pada tahun 1991 saat pabrik baru satu tahun berdiri mereka menghadapi masalah defect di produksinya. Saat itu terjadi defect item sebanyak 4 jenis. Mereka menganggapnya itu adalah suatu hal yang wajar tanpa berpikir / berusaha untuk mengurangi jenisnya atau bahkan menganggap "Target Zero Defect" adalah suatu hal yang sangat mustahil!

Sepuluh tahun pabrik tersebut masih beroperasi dan masih menjadi yang terbesar di Indonesia dari segi volume penjualan, apa yang terjadi terhadap jenis defect yang mereka hadapi? Jenis defect beranak-pinak menjadi sebanyak 11 jenis dengan porsi yang semakin membesar. Mereka bahkan meresmikannya ke dalam laporan produksinya, menjadikannya suatu kegiatan 'ritual' setiap hari menuliskan di lembar laporan produksinya. Saat itu mereka para senior di shopfloor masih bersikukuh bahwa perusahaan masih bisa menjadi yang terbesar!

Saat ini, pabrik tersebut berusia 20 tahun memiliki jenis defect sebanyak 52! Para senior disana saat ini sedang kepusingan menghadapi persaingan global yang begitu cepat dalam perubahan. Pabrik akan ditutup karena sudah tidak dapat bersaing dari segi Mutu dan Biaya produksi. Kerepotan menghadapi serbuan produk-produk dari Cina yang semakin membaik mutunya dengan harga yang lebih kompetitif. Dan sebentar lagi akan menghadapi India sebagai pendatang baru di Indonesia. Ooohh!

Cakrawijaya 5R - January 01, 2009

W e l c o m e !

"Terima kasih, Anda telah berada di beranda rumah Shopfloor Improvement Specialist , disinilah tempat berbagi pengetahuan & pengala...